Text
Isu Aktual Lektur dan Khazanah Pendidikan Keagamaan
Naskah Kebijakan (Policy Paper) ini secara khusus mengungkap hasil penelitian tentang Isu aktual Lektur dan Khazanah Keagamaan di lima wilayah kota/kabupaten mengenai: 1) Tradisi Munggahan di Era Pandemi: Studi Kasus di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya; 2) Moderasi Beragama di UIN Sunan Gunung Djati Bandung; Studi Literatur terhadap Rumah Moderasi Beragama; 3) Studi Literatur Moderasi Beragama Ma’had Al Jami’ah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten; 4) Literatur dan Wacana Pengarusutamaan Kerukunan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kuningan; dan 5) Literasi Moderasi Beragama di Cirebon: Studi Kasus di Masjid Raya At-Taqwa dan Rumah Moderasi Beragama (Rmb) IAIN Syekh Nurjati. Ini dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang tradisi dan moderasi di lima daerah yang menjadi topik utama dalam penelitian ini. Meskipun demikian, sumber lain yang relevan menjadi penting untuk melengkapinya.
Policy Paper ini secara umum berisi empat bagian utama: Kesatu, Kondisi faktual. Masyarakat adat merupakan salah satu masyarakat yang memiliki kearifan lokal yang muncul dalam aktivitas dan tradisinya. Kearifan melalui tata kelola, sistem nilai adat, tata cara atau prosedur adat, dan ketentuan khusus dakam masyarakat dalam hal ini terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Nilai-nilai yang muncul dalam kearifan lokal masyarakat kampung Naga adalah mencintai lingkungan, gotong royong, kebersamaan, kesederhanaan, kesetaraa, interaksi sosial, kreatif, kemandirian, tanggung jawab, dan berprinsip. Dengan demikian, melihat urgensi tradisi yang sudah terbangun tersebut sudah merespon permasalahan yang muncul dimasyarakat. Apalagi di tengah situasi Pandemi Covid -19 sering kali masyarakat yang kukuh kepada leluhur tradisi diedentikan dengan kurang tanggap terhadap kesehatan.
Kedua, Masjid, Lembaga Pendidikan Agama mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi sangat tepat menjadi laboratorium moderasi beragama. Apalagi perguruan tinggi keagamaan sejatinya menjatinya menjadi lahan tersemainya gagasan kebangsaan. Kontruksi pemikiran kritis, penanaman nilai-nilai multikulturalisme, dan penyampaian pesan agama dengan damai dan toleran, serta penebaran rasa cinta pada kemanusiaan. Hal itu semuanya sejatinya mewujud dalam narasi sejarah tujuan didirikaannya PTKI dan segala konstruk turunannya yang beroentasi pada moderasi beragama.
No copy data
No other version available